Langsung ke konten utama

Apel bercahaya untuk Hati Ibu


sebuah dongeng untuk Ibu

Dahulu kala ketika Tuhan belum menciptakan nabi Adam dan Siti Hawa, para malaikat dan bidadari bebas bermain di Bumi, mereka berlarian dan kejar-kejaran dengan asik, mengambil buah apel yang sudah ranum dipohon, berburu rusa dihutan, memancing ikan disungai, sore harinya mereka kembali lagi ke surga. Bidadari-bidadari itu sungguh sangat cantik ditambah dengan berbagai cahaya warna-warni diseluruh tubuhnya, semua yang melihat pasti terkesima.

Pada suatu hari Tuhan menciptakan manusia dari sekepal tanah “hai Para Malaikat dan Bidadari, telah Aku ciptakan manusia, kalian semua harus bersujud kepadanya!” mereka bersujud kepada Adam. Malaikat menemaninya di surga, namun adam terlihat sedih dan kesepian. Bidadari menghadap Tuhan “Tuhanku yang Maha Kuasa, Adam Makhluk mulia dengan akal dan kecerdasannya, namun ia sangat kesepian dan terlihat sangat sedih. Sudikah kiranya Engkau menciptakan teman untuknya?” Tuhan berkata”Aku akan menciptakan istri untuk adam dari tulang rusuknya” seketika siti Hawa yang cantik jelita sudah ada, ia tidak seperti bidadari yang memiliki cahaya warna-warni disekujur tubuhnya. Bidadari-bidadari menemani siti hawa dan nabi Adam, disebuah taman yang indah siti hawa bertanya kepada bidadari “wahai Bidadari, buah apakah itu sepertinya sangat nikmat, apakah aku boleh memakannya?” “tidak! Buah itu terlarang, Tuhan akan murka jika kau memetiknya” jawab bidadari dan langsung pergi meninggalkan Hawa bersama Adam. Setan dantang menghasutnya, hawa memaksa adam untuk memetik buah kuldi itu, dengan terpaksa adam memetik dan menyerahkan buah itu untuk hawa.

Keesokan harinya, ketika para malaikat dan bidadari sedang bermain-main di Bumi, Tuhan sudah mengetahui hawa memakan buah kuldi dan sangat murka, ia memanggil semua makhluknya berkumpul “Wahai semua makhluk penghuni jagat raya, hawa telah memakan buah yang Aku larang, ia beserta suaminya Adam akan aku usir dari surga!”

Malaikat dan bidadari yang berada di bumi sangat terkejut dan kaget, meraka berlarian dan terburu-buru pergi kesurga, salah satu bidadari tersandung akar pohon apel dan salah satu cahayanya masuk kedalam apel tersebut, “aduh aku sangat buru-buru, tidak sempat mengambil apel itu” katanya sambil lalu.

Tuhan telah mengusir adam dan hawa dari surga, dan malaikat dan bidadri dilarang bermain-main di Bumi, adam terpisah dari istrinyaa, mereka saling mencari satu sama lain, pada suatu hari ketika siti hawa kelaparan ia melihat pohon apel yang menyisakan satu buahnya, buah itu bercahaya sangat indah, tanpa pikir panjang ia langsung melahapnya sampai habis. Seketika ia merasa sangat bahagia dan hatinya sangat bersih, ia bertambah sabar dan ikhlas dalam mencari nabi Adam.

Beberapa tahun kemudian adam menemukan istrinya, ia melihat perempuan itu bertambah cantik, tidak juga parasnya,juga hatinya yang bertambah lemah lembut. Hawa tidak menyadari bahwa apel bercahaya itu berasal dari cahaya bidadari. Siti hawa mewariskan kebaikan, ketabahan, kelembutan hatinya kepada anak dan cucu perempuannya. Itulah mengapa hati ibu kita sangat baik, sabar, lembut dan penyayang. Berbeda dengan laki-laki yang tidak mendapat warisan cahaya bidadari dari siti hawa.

Oleh: Silvi Ushliha
Terinspirasi dan untuk : Ibuku tercinta, Khasanah
Indramayu, 22 Januari 2013 17.04

Komentar

Postingan populer dari blog ini

ulasan tentang Cerita Pendek tentang Cerita Cinta Pendek

Ulasan Cerita Pendek Tentang Cerita Cinta Pendek – Jenark Maesa Ayu Oleh Silvi Ushliha Buku kumpulan cerpen yang diterbitkan tahun 2006 oleh Gramdeia Pustaka Utama, menceritakan tentang sisi lain kehidupan sesorang yang syarat akan seksualitas dan mencari kepuasan batin, cinta, dan harta. Jenark merupakan penulis wanita indonesia yang sangat produktif dalam menulisa karya-karyanya. Dalam setiap tulisannya ia lebih banyak menceritakan seksualitas dan berbagai polemik psikologi dan sosial di masyarakat, banyak yang mengatakan penulis ini merupakan penulis sastra selangkangan. Namun dibalik itu semua, selalu ada pesan yang disampaikan dalam setiap cerita. Jenark lahir di Jakarta, 14 Januari 1973, sudah memiliki 2 orang anak, Banyu Bening dan Btari Maharani, antologo cerpennya yang sudah dihasilkan jangan main-main (dengan Kelaminmu), Mereka Bilang, saya Monyet! Cerita itu sudah di Filmkan. Buku-buku Jenark memang untuk pembaca dewasa, karena ia menceritakan dengan sangat fulga...

Novemberku tak lagi ceria...

cerita kehidupan Novemberku tak lagi ceria... 15 November disebuah kamar, X : mbak, boleh tanya-tanya gak? Sepertinya kamu lebih expert dibidang ini (23:31) Y : hahahha, kenapa la? (23:41) X : pertanyaanku yang tadi, Kenapa perasaan ini hadir bukan sama orang yang benar benar tepat buat kita? Kenapa mesti sekarang? Sia-sia aja kan Tuhan ciptain “ini”? L (23:44) X : Mbk jangan ketawa ya, uhuhu (23:46) Y : Gak ada yang sia-sia sayang, Tuhan ciptain ini buat kamu belajar. Kamu dikasih sakit biar kamu bisa ngerasain dan menghindarinya lain kali. Kenapa Tuhan kasih orang yang menurutmu ga tepat, itu biar kamu belajar menentukan orang mana yang tepat.. tenang-tenang, semua ada prosesnya pli.. (23:48) X : Jadi Tuhan mengharuskan kita sakit dulu baru seneng? (23:50) Y : itu semua Cuma pemikiran masing-masing orang sih. Mungkin Tuhan cemburu, kamu lebih cinta sama makhluknya yang sebenernya gak harus segitunya juga.. (23:54) X : berarti titik kesalahannya semuanya ada di aku, percaya ke...