Langsung ke konten utama

Pelajaran dari Ramdhan 1441 H


Memilih tidak mengeluh dengan efek dari pandemi ini. Alhamdulillah masih bisa bertemu dengan Ramadhan, bukan mau riya'. Tp Alhamdulillah aku bahagia sekali bisa beribadah bersama dengan suami. Mungkin jika tidak ada pandemi kita tidak bisa melakukan ibadah bersama sama terus. Kedekatan kita juga semakin baik, komunikasi terus diperbaiki. Dan yang paling penting aku lagi belajar bagaimana mendengdalikan pikiranku sendiri.
Dulu selalu banyak pikiran negatif yang hadir di kepalaku. Gimana kalo ini terjadi? Gimana kalo itu terjadi? Giimana gimana yang lain. Bahkan itu terlalu berlebihan sudah berlebihan banget malah. Aku jadi insecure sendiri. Beberapa artikel sudah kubaca, diawal ramadhan aku bahkan mau curhat sama psikolog di halodoc.
Kepala rasanya sakit memikirikan hal hal yang belum kejadian tapi aku udah bayangin. Entah itu kelebihan atau kekuranganku, aku bisa membayangkan dengan sangat detail dengan pikiranku sendiri. Aku udah ngerasa gak nyaman dengan seperti ini. Aku udah resah, ketika cerita sama misua hati mulai tenang. Tapi beberapa saat aku kembali dalam imajinasi ku sendiri. Aku udah capek dengan pikiran seperti itu.
Dengan rasa yang sangat campur aduk. Aku mulai mengganti doaku, yang awalnya doaku selalu minta sesuatu yang aku pikirkan jangan terjadi. Yang selalu meminta dan mengeluh sama Allah. Aku mengganti nya dengan pertama tama selalu berterima kasih pada Allah karena aku diberikan nikmat yang baik dihari ini, semoga nikmat ini menjadi berkah dan menjadi barokah juga untuk hidupku. Aku berterimakasih kepada Allah atas kesehatan, udara, makanan, kedamaian yang sudah diberikan. Aku berterimakasih kepada Allah dengan menempatkan diriku dikeluarga yang baik, yang sayang dan mencintai aku sepenuh hati. Aku berterimakasih sama Allah telah membimbing keluargaku dan diriku sendiri untuk selalu beribadah kepadaNya. Aku berterimakasih kepada Allah atas kemudahan yang selalu diberikan kepada keluarga kami. Baru aku meminta doa doa yang menjadi harapan. Aku selalu memohon tanpa memaksa tidak seperti dulu yang maunya harus segera terlaksana.
Ternyata doa itu ngaruh sekali efeknya. Memang benar tidak ada doa yang tidak Allah kabulkan. Allah sungguh baik kepada kita, kepadaku, dan keluargaku. Aku berusaha tidak mengeluh, aku mau menganggap ini adalah nikmat dari Allah.
Aku masih dalam tahap belajar, yang jauh sekali dari rasa sempurna. Aku yang kadang seringnya banyak goyang. Aku yang sering ketika berekspektasi terlalu tinggi tapi ternyata tidak terjadi lalu kecewa. Aku yang selalu insecure tentang hari esok. Semoga Allah senantiasa memberikan kepada kita Rahmat, nikmat, berkah dan barokah kepada sisa umur kita. Aamiin.

Mari belajar mengurangi mengeluh dari hal kecil.

Bismillah.
#day31


Komentar

Postingan populer dari blog ini

hubungan Gigi dan senyuman

cerita kehidupan senyum itu tidak memelukan gigi, tinggal tarik aja simpul bibirmu.. itu saja beres saya rasa! tapi ooh tapi kawaan, gigi pun punya andil besar dalam pembuatan senyum yang manis, juga tawa yang lucu.. eeeh gigi itu ternyata ada yang tumbuh akhir akhir, senang saat ada yang bilang waah gigi belakang uda tumbuh ya? itu artinya uda gede.. aaah gede? tua iya! hahhaahha yuk cek info kenapa gerangan bikin sakit, juga bikin mumet, bikin mood ku rusak: Gigi geraham bungsu sering disebut demikian karena merupakan gigi yang terakhir tumbuh pada rahang, baik rahang atas maupun rahang bawah. Di literatur ”bule” biasanya di sebut Wisdom teeth karena gigi tersebut biasanya tumbuh pada usia 18-20 tahun, pada usia ini ketika gigi tersebut tumbuh seseorang di anggap sudah dewasa atau bijaksana. Dengan perkembangan jaman dan pola makan yang semakin lunak, manusia-pun mengalami evolusi, ukuran rahangnya mengecil yang tidak mencukupi untuk menampung ke 32 giginya. Kondisi ters...

kopi itu apa sih?

RESENSI FILOSOFI KOPI Karya : Dewi Lestari Filosofi Kopi merupakan karya yang dikumpulkan dewi lestari dalam kurun waktu 10 tahun. Dee nama pena dari Dewi Lestari, mulai dikenal sebagi penulis, setalah novel tetralogi Supernova karyanya diterbitkan.   Filosofi Kopi diterbitkan pertama kali tahun 2006, dalam bukunya terdapat berbagai prosa, cerita pendek, ataupun hanya tulisan pendeknya saja, namun ceritanya tetap asik utuk diikuti sampai akhir, yang paling menarik menurut saya dalam buku filosofi kopi ini, yang berjudul filosofi kopi dan Rico de Coro. Bahasanya yang sederhana namun dapat menghipnotis pembaca untuk menyelesaikan semua tulisannya. Filosofi kopi bercerita tentang Ben dan Jodi yang bersahabat sejak lama, Ben merupakan pemuda yang gigih, ulet dan memiliki ambisi untuk mengetahui racikan racikan kopi terenak didunia, dari cappucino hingga coffe late . Ben menari tahu sampai keberbagai belahan dunia untuk memenuhi ambisinya. Joddy seorang lulusan admini...

Novemberku tak lagi ceria...

cerita kehidupan Novemberku tak lagi ceria... 15 November disebuah kamar, X : mbak, boleh tanya-tanya gak? Sepertinya kamu lebih expert dibidang ini (23:31) Y : hahahha, kenapa la? (23:41) X : pertanyaanku yang tadi, Kenapa perasaan ini hadir bukan sama orang yang benar benar tepat buat kita? Kenapa mesti sekarang? Sia-sia aja kan Tuhan ciptain “ini”? L (23:44) X : Mbk jangan ketawa ya, uhuhu (23:46) Y : Gak ada yang sia-sia sayang, Tuhan ciptain ini buat kamu belajar. Kamu dikasih sakit biar kamu bisa ngerasain dan menghindarinya lain kali. Kenapa Tuhan kasih orang yang menurutmu ga tepat, itu biar kamu belajar menentukan orang mana yang tepat.. tenang-tenang, semua ada prosesnya pli.. (23:48) X : Jadi Tuhan mengharuskan kita sakit dulu baru seneng? (23:50) Y : itu semua Cuma pemikiran masing-masing orang sih. Mungkin Tuhan cemburu, kamu lebih cinta sama makhluknya yang sebenernya gak harus segitunya juga.. (23:54) X : berarti titik kesalahannya semuanya ada di aku, percaya ke...