Langsung ke konten utama

Perjalanan bersama


Sudah lama kami merencanakan pergi ke candi terbesar ini. Semua nya sudah dipersiapkan dari tidur cepet biar gak kesiangan, bla bla bla.. di awal perjalanan fun dan berjanji gak boleh ada yang marah marah. 


Sampai di Borobudur langsung menuju loket, minum minum sebentar langsung masuk. Dr pintu masuk menuju candi lumayan gess jalannya, kebetulan udah mendung banget aku bilang "mas sewa payung ya" "gak usah paling cuma gerimis aja" baru naik satu tingkat Alhamdulillah gerimis datang.. eh kok makin lama makin deres ya. Akhirnya memutuskan berteduh di bawah pohon turunlah kita. Lho kok makin lama makin deres banget. 


Terus berdebat lah kita mau pulang atau mau nunggu istilahnya berantem gitu. Baru aja sampe ya dan gak ada payung juga gimana mau turun nanti yang ada basah kuyup kan? 

Kami memang baru satu tahun lebih menikah, kalau di ingat ingat jarang sekali kalau mau jalan atau dalam perjalanan itu gak berantem. 

Ada aja yang di debatin, kayak tadi lah, beli bensin nya kenapa gak semalem, kesiangan, aku dandan kelamaan, aaaaaahh banyak banget yang bisa diributin. Aku jadi bertanya tanya, apakah semua pasangan kayak kami gini ya? 


Terus tadi, kenapa bisa Poto kayak diatas, akhirnya kita memutuskan untuk diam kehujanan di bawah pohon. Alhamdulillah nya hujan langsung reda, naik lah kita keatas dengan cemberut, terus mas bojo bilang itu bagus buat Poto, yaudah akhirnya senyum lagi. 


Masalah sepele saat perjalanan gitu sering banget muncul, entah akunya yang sensi atau pas sebaliknya. Tapi seringnya dan hampir 90 persennya sih aku. Kenapa ya?


Menikmati dan sedikit berdiskusi tentang pembuatan candi Borobudur sambil curi curi dengar guide lagi jelasin ke turis. Soalnya kita gak pake guide. Hehehe. Yang lama sih nyari relief Gandavyuha ehhh kok gak Nemu nemu. Akhirnya pulang lah kita.


Ehh belum langsung pulang lho ini, karena baru beberapa meter jalan berhenti duduk, minum (makanan yang kita bawa gak boleh dibawa masuk ternyata, dititipkan di loket dan diantar dipintu keluar), maklum lah mas bojo gak biasa jalan jauh. Jalan beberapa meter duduk lagi kayaknya di perjalanan pulang ada 2 kali istirahat deh.


Udah sampe pintu keluar ngambil motor mas bojo ngeliat ada plang yang dr Borobudur ke arah Sleman Yogyakarta putar balik ngikutin arah dan ternyata itu ngikutin sungai elo kayak e naik turun aku gak mau puter balik lagi, ribut kecil lagi. Ampun.


Terus aku ngajak makan, ini gak mau itu gak mau padahal udah kelaparan banget. Kesel lagi akunya. Ujung ujungnya makan di tempel. Makan pagi di Jogja jalan jalan dimagelang makan lagi di Sleman. Begitulah kisah dibalik perjalanan kami, Tiada perjalanan tanpa ribut ribut. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

hubungan Gigi dan senyuman

cerita kehidupan senyum itu tidak memelukan gigi, tinggal tarik aja simpul bibirmu.. itu saja beres saya rasa! tapi ooh tapi kawaan, gigi pun punya andil besar dalam pembuatan senyum yang manis, juga tawa yang lucu.. eeeh gigi itu ternyata ada yang tumbuh akhir akhir, senang saat ada yang bilang waah gigi belakang uda tumbuh ya? itu artinya uda gede.. aaah gede? tua iya! hahhaahha yuk cek info kenapa gerangan bikin sakit, juga bikin mumet, bikin mood ku rusak: Gigi geraham bungsu sering disebut demikian karena merupakan gigi yang terakhir tumbuh pada rahang, baik rahang atas maupun rahang bawah. Di literatur ”bule” biasanya di sebut Wisdom teeth karena gigi tersebut biasanya tumbuh pada usia 18-20 tahun, pada usia ini ketika gigi tersebut tumbuh seseorang di anggap sudah dewasa atau bijaksana. Dengan perkembangan jaman dan pola makan yang semakin lunak, manusia-pun mengalami evolusi, ukuran rahangnya mengecil yang tidak mencukupi untuk menampung ke 32 giginya. Kondisi ters...

kopi itu apa sih?

RESENSI FILOSOFI KOPI Karya : Dewi Lestari Filosofi Kopi merupakan karya yang dikumpulkan dewi lestari dalam kurun waktu 10 tahun. Dee nama pena dari Dewi Lestari, mulai dikenal sebagi penulis, setalah novel tetralogi Supernova karyanya diterbitkan.   Filosofi Kopi diterbitkan pertama kali tahun 2006, dalam bukunya terdapat berbagai prosa, cerita pendek, ataupun hanya tulisan pendeknya saja, namun ceritanya tetap asik utuk diikuti sampai akhir, yang paling menarik menurut saya dalam buku filosofi kopi ini, yang berjudul filosofi kopi dan Rico de Coro. Bahasanya yang sederhana namun dapat menghipnotis pembaca untuk menyelesaikan semua tulisannya. Filosofi kopi bercerita tentang Ben dan Jodi yang bersahabat sejak lama, Ben merupakan pemuda yang gigih, ulet dan memiliki ambisi untuk mengetahui racikan racikan kopi terenak didunia, dari cappucino hingga coffe late . Ben menari tahu sampai keberbagai belahan dunia untuk memenuhi ambisinya. Joddy seorang lulusan admini...

Novemberku tak lagi ceria...

cerita kehidupan Novemberku tak lagi ceria... 15 November disebuah kamar, X : mbak, boleh tanya-tanya gak? Sepertinya kamu lebih expert dibidang ini (23:31) Y : hahahha, kenapa la? (23:41) X : pertanyaanku yang tadi, Kenapa perasaan ini hadir bukan sama orang yang benar benar tepat buat kita? Kenapa mesti sekarang? Sia-sia aja kan Tuhan ciptain “ini”? L (23:44) X : Mbk jangan ketawa ya, uhuhu (23:46) Y : Gak ada yang sia-sia sayang, Tuhan ciptain ini buat kamu belajar. Kamu dikasih sakit biar kamu bisa ngerasain dan menghindarinya lain kali. Kenapa Tuhan kasih orang yang menurutmu ga tepat, itu biar kamu belajar menentukan orang mana yang tepat.. tenang-tenang, semua ada prosesnya pli.. (23:48) X : Jadi Tuhan mengharuskan kita sakit dulu baru seneng? (23:50) Y : itu semua Cuma pemikiran masing-masing orang sih. Mungkin Tuhan cemburu, kamu lebih cinta sama makhluknya yang sebenernya gak harus segitunya juga.. (23:54) X : berarti titik kesalahannya semuanya ada di aku, percaya ke...